Senin, Agustus 26, 2013

communication days 2012

Communication Days rangkain acara tahunan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu komunikasi, yang mengangkat "Si Prabudaya" Generasi Penerus Ragam Budaya". Dengan Keynote Speaker "Hary Tanoesoedibjo" CEO MNC Group" sebagai Grand Opening acara CommDays 2012.

berikut videonya

fikom budi luhur





universitas budi luhur

 racing team univ. Budi Luhur


logo


poster-poster KPK



Akan Nyapres, Djoko Santoso Mulai Galang Dukungan

Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal (Purnawirawan) Djoko Santoso menyampaikan secara terus terang soal rencananya akan mencalonkan diri sebagai Presiden RI. Pernyataan ini disampaikan dalam halal bihalal organisasi Red Army dan ASA Kota malang, Jawa Timur. "Saya pendatang baru di dunia pencapresan," kata Djoko di depan 1.500 orang, Ahad 25 Agustus 2013.

Keinginan maju sebagai calon Presiden, kata dia, untuk memberikan sumbangsih kepada negara setelah dirinya purnatugas. Djoko mendambakan Indonesia menjadi negara yang kuat dalam bidang ekonomi, pertahanan dan politik di dunia internasional, termasuk memenangkan persaingan dalam pasar bebas. "2045 atau 100 tahun mendatang Indonesia harus bisa kembali berjaya," katanya.

Namun Djoko mengakui bahwa sejauh ini belum ada partai politik yang akan dipakai sebagai kendaraan politik maju sebagai calon Presiden. Meski demikian Djoko mengatakan telah berkomunikasi dengan sejumlah pimpinan partai politik.

"Politik itu dinamis, bisa berubah sewaktu-waktu," katanya. Djoko mengaku tak mendapat undangan untuk mengikuti konvensi Partai Demokrat. Namun ia tak berkecil hati dan terus melakukan komunikasi secara intensif dengan partai politik.

Ketua Red Army, Peni Suparto mengatakan, organisasi ini terbentuk setahun lalu di Malang dengan membawa semangat ideologi Pancasila dan semangat perjuangan para pendiri bangsa. Organisasi ini, katanya, bakal bergerak di bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. "Kita sediakan sembako murah bagi warga," kata Peni yang juga bekas Wali Kota Malang.

Presiden Kukuhkan Paskibraka 2013



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan 66 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Upacara HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/8/2013). Mereka akan bertugas mengibarkan bendera pada Sabtu (17/8/2013).
Pengukuhan dihadiri juga oleh Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono didampingi Ny Herawati Boediono, dan jajaran kabinet.
Prosesi diawali pembacaan ikrar oleh seluruh anggota Paskibraka dihadapan Bendera Merah Putih. Setelah itu, dilakukan penyematan lencana secara simbolis oleh Presiden kepada Gusti Elvira Ramadhanti, perwakilan dari Kalimantan Selatan. Acara diakhiri pemberian selamat oleh seluruh hadirin.
Siang tadi, Paskibraka sudah melakukan gladi bersih di halaman Istana Merdeka disaksikan Presiden dan jajaran kabinet. Mereka mengibarkan bendera bertuliskan latihan.
Ke-66 orang tersebut hasil seleksi dari 33 Provinsi yang dilatih sejak 22 Juli hingga 30 Agustus. Pelatihan dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya penegakan tata tertib, pembekalan teknis dan praktis keterampilan Paskibraka, pembekalan kepemimpinan, hingga kunjungan ke lembaga/instansi pemerintah.

Ke-66 orang tersebut, yakni Ali Alfaraesy dan Dio Fany Anggraini (Aceh), Opor Tunitas Hulu dan Afriyani (Sumatera Utara), Ricky Suwandi Putra dan Retro Adhillia Putri (Sumatera Barat), Deni Saputra dan Vevia Lindya Sari (Sumatera Selatan), Ryandi Anugerah Putra dan Fitri Nugrahani (Riau), Riki Agung Putra Yoto dan Mesfi Dwi Putri (Bengkulu).
Anggota lain, Widya Lestari dan Noprian Panca Wirawan (Bangka Belitung), Doni Sari Kende dan Urai Rani Farni (Kepulauan Riau), Zaky Arita dan Novi Kumalasari (Jambi),Ozzy Eka Purwanto dan Nindya Agni Cahyati (Lampung), Muhammad Rayhan Akbar dan Cintami Amalia (Jawa Barat), Muhamad Billy dan Sabrina (Banten).
Lainnya, Rifqi Widhianto dan Audy Elita Putri (DKI Jakarta), Yollandaru Yoga Santika dan Dinda Rizkita Karyadewi (DI Yogyakarta), Alif Firman Tawakal dan Fara Fauziah Hapsari (Jawa Tengah), Dian Febriana Pradikatama dan Vindya Rossy Tria Puspita Mandasari (Jawa Timur), Gusti Koman Arya Baskhara dan Udayana Putra dan Bintang Prayascita Widya Ningrum (Bali), Dina Mardiana dan Yori Sujiarta Utama (Nusa Tenggara Barat),Longkinos P De Jesus dan Meldiana Boik (Nusa Tenggara Timur).
Anggota lainnya, Bagas Rizki Mahaditya dan Gusti Elvira Ramadhanti (Kalimantan Selatan),Tami Auliana dan Muh Faidhal Anwar Limbong (Kalimantan Barat), Armeyn Arbianto dan Thalia Doryunie Barshobedie (Kalimantan Timur), Dani Julianto dan Winda Safitri (Kalimantan Tengah), Muh Takbir Tenri Gangka dan Ana Bella Natalya Purba (Sulawesi Selatan), Fariz Salmin dan Monica Broksil (Sulawesi Tengah), Fatkhul Manan dan Adelana Tesalonika Riswantyo (Sulawesi Tenggara), Anita Meylani A Baso dan Padliandi Tappawali (Sulawesi Barat), Gilbert Karamoy dan Deanaz Faustina Poluakan (Sulawesi Utara), Rahmat Safrin H Malik dan Marwiyah Moh Daud (Gorontalo), Junaidi Wirgiawan Mustafa dan Siti Komaria (Maluku Utara), Junius Fatagur dan Dina Ludia Marwa (Papua), Johni Aris Mlasmene dan Maria Bernadetta Natani (Papua Barat).

AS Desak Mesir Menarik Diri dari Jurang Kehancuran

Amerika Serikat (AS) mendesak Mesir segera menarik diri dari jurang kehancuran. Apalagi setelah pasukan keamanan Mesir menembak lebih dari 70 orang pendukung Mursi.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), John Kerry yang berbicara dengan Wakil Presiden Mohamed El Baradei dan Menteri Luar Negeri Nabil Fahmy, mengatakan sangat prihatin dengan kasus penembakan pendukung Mursi.
''Ini adalah momen penting bagi (rakyat) Mesir,'' kata Kerry Ahad (28/7).
Ia mengatakan revolusi yang dimulai dua tahun lalu belum juga berakhir dan terus mempengaruhi apa yang terjadi saat ini. Menurut Kerry, pemerintah Mesir memiliki kewajiban moral dan hukum untuk menghormati demonstrasi damai dan kebebasan berekspresi.
Karena keduanya merupakan komponen penting menuju demokrasi inklusif untuk publik. AS, ujar Kerry, meminta kepada seluruh pemimpin Mesir dari berbagai kelompok politik segera bertindak untuk menolong negara mereka.
Kerry mengatakan kini Mesir sedang berjalan mundur mendekati jurang kehancuran. Untuk itu, pemerintah selayaknya menggelar dialog politik dengan seluruh elemen masyarakat Mesir.
Guna menciptakan dialog itu, AS menegaskan agar pemerintah Mesir segera mengakhiri penahanan politik dan membebaskan pemimpin politik yang konsisten dengan hukum.
Bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung Presiden terpilih secara demokratis di Kairo Timur menyebabkan 72 orang tewas. Kepala Unit Trauma dan Pelayanan Darurat Kementerian Kesehatan, Khalid al Khatib mengatakan berdasar data terakhir total jumlah korban mencapai 72 orang.